Monday, November 5, 2007

ESTIMASI BIAYA DAN USAHA PROYEK

Metrik Software
Ukuran merupakan factor utama untuk menentukan biaya, penjadwalan, dan usaha. Kegagalan dari perkiraan ukuran yang tepat akan mengakibatkan penggunaan biaya yang berlebih atau keterlambatan penyelesaian proyek.
Estimasi ukuran software merupakan suatu aktifitas yang komplek dan sukar berdasarkan pada beberapa alas an seperti kemampuan programmer, factor lingkungan dan sebagainya. Tetapi karena tindakan ini harus dilakukan dan untuk mendapatkannya dengan mengukur ukuran proyek menggunakan ukuran seperti jumlah baris program (Source lines of code/SLOC) dan Function Points.

1. Ukuran jumlah baris program (SLOC)
SLOC merupakan ukuran yang kurang akurat dan merupakan sebuah topik yang menimbulkan perdebatan selama bertahuntahun, dipandang sebagai sebuah ukuran untuk mengestimasi biaya dan waktu, tidak dapat dipastikan bahwa dua program yang mempunyai SLOC sama akan membutuhkan waktu implementasi yang sama walaupun keduanya diimplemenatsikan dengan kondisi pemrograman yang standard. Meskipun metode ini kurang akurat dan merupakan metodologi yang belum diterima secara luas, tetapi metrik dengan orientasi ukuran ini merupakan kunci pengukuran dan banyak estimasi software yang menggunakan model ini.
Secara virtual tidak mungkin untuk menghitung SLOC dari dokumen requirement awal. SLOC pengukurannya didasarkan pada bahasa pemrograman tertentu, oleh karena itu muncul banyak masalah dalam membuat standard pengukuran dengan teknik SLOC. Ukuran lain yang ada untuk mengukur besaran software adalah ukuran yang berorientasi fungsi dan ukuran yang berorientasi object. Metode ini merupakan metode yang lebih konsisten dan diterima secara luas.

2. Metrik yang berorientasi fungsi (Function Point)

Pendekatan yang berorientasi fungsi mengukur fungsionalitas aplikasi untuk mengestimasi ukuran software dan selanjutnya digunakan untuk estimasi biaya dan usaha yang diperlukan untuk mengembangkan system. Pendekatan ini diusulkan oleh Albrecht yang disebut sebagai metrik Function Points. Metrik ini diperoleh dari keterhubungan dasar antara domain informasi software dan kompleksitas software (Gambar 1). Function Points biasanya
digunakan dalam mengukur system informasi manajemen (SIM). Pada metodologi ini software dapat diklasifikasikan menjadi 5 domain yaitu:
• Jumlah data input pengguna
• Jumlah data output pengguna
• Jumlah data permintaan pengguna
• Jumlah file
• Jumlah file interface luar
Kemudian hitung nilai fungsi proyek yang mungkin pada setiap katagori dan kemudian setiap nilai perhitungan dikalikan dengan factor kompleksitas sebagai berikut:
• Sederhana (simple)
• Rata-rata (average)
• Komplek (complex)
Untuk menghitung Unadjusted Function Points digunakan tabel berikut berdasarkan kriteria dari setiap kategori.


Untuk menghitung function point digunakan persamaan berikut:

FP = count total * [0.65 * 0.01 * sum(Fj)]

Dimana count total adalah total yang diperoleh dari table function point analisis sum(Fj) adalah jumlah dari 14 faktor kompleksitas yang bernilai 0 s/d 5.




Pendekatan Model



Pendekatan model yang digunakan dalam menghitung besaran proyek adalah model function point (FP). Dibandingkan dengan pendekatan berbasis ukuran baris (LOC/Line Of Code). Pendekatan FP lebih independen terhadap bahasa pemrograman sehingga bisa diterapkan pada jenis aplikasi yang berbeda baik aplikasi database yang non-procedural, sistem informasi berbasis web, maupun aplikasi penghitungan, misalnya payroll. Pendekatan ini juga lebih mudah diprediksi daripada LOC karena parameternya dihitung berdasarkan data yang lebih diketahui, misalnya prediksi jumlah input dan ouput.
Meskipun FP dianggap memiliki kelemahan dalam subyektifitas data yang dimasukkan tetapi beberapa kriteria, misalnya untuk menentukan kategori sederhana atau kompleks, telah ditetapkan secara numerik untuk lebih memastikan obyektivitas data. Disamping itu, hasil perhitungan FP juga sering dianggap tidak memiliki arti yang mudah dipahami dibandingkan dengan LOC yang besarannya menunjukkan jumlah ukuran coding. Akan tetapi, hasil akhir FP dapat dikonversikan ke dalam LOC berdasarkan jenis bahasa pemrograman yang dipakai.

Jumlah usaha didapatkan dari waktu pengerjaan dikalikan dengan jumlah personel yang terlibat dalam pengerjaan proyek. Analisa regresi linear selanjutnya dilakukan terhadap beberapa sampel jumlah FP terhadap jumlah usaha/effort. Dari analisa tersebut akan didapatkan suatu persamaan, yakni:

Effort = a + b* FP

Konstanta a dan b yang didapat tersebut akan menjadi model bagi penentuan usaha (i.e jumlah biaya dan personel yang diperlukan) jika diketahui jumlah function point yang dapat dihitung dari kebutuhan pengguna (requirement definition).